Oleh Ahmad Fulani
RAMADAN segera tiba. PP Muhammadiyah menetapkan awal Ramadan jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023. Pemerintah kemungkinan menetapkan awal puasa di waktu yang sama dalam Sidang Isbat.
Ramadan sinyal bahaya bagi warga sekitar Masjid Al Jabbar Bandung atau Masjid Raya Al Jabbar (MRAJ). Bahaya dimaksud adalah tidak sempat berbuka puasa di rumah karena kamacetan yang melanda jalan-jalan sekitar masjid.
Selama Ramadan, kompleks Masjid Al Jabbar kemungkinan besar dipadati pengunjung atau jamaah untuk “ngabuburit”. Belum lagi jika pengelola Masjid Al Jabbar, ormas Islam, atau Pemprov Jabar menggelar acara khusus Ramadan yang bisa mengundang massa lebih membludak.
Sejak diresmikan 30 Desember 2022, warga sekitar masjid, terutama warga Cimencrang dan Rancanumpang seakan terisolasi, terutama tiap akhir pekan, karena kemacetan lalu lintas di jalan-jalan menuju masjid –Jl. Rancanumpang, Jl. Cimencrang, Jl. Gedebage Selatan, Jl. Sapan, dan sekitarnya.
Warga sekitar Gedebage Selatan juga merasakan hal yang sama. Mereka susah keluar rumah atau terkendala macet saat pulang-pergi ke rumah di akhir pekan.
Jika hingga Ramadan belum ada solusi, misalnya pelebaran, atau solusi lain guna mengatasi kemacetan, tidak tertutup kemungkinan warga akan “beraksi” terhadap Pemprov Jabar sebagai pemilik dan pengelola Masjid Raya Jawa Barat tersebut.
Peresmian Masjid Al Jabbar Bandung di Jl. Cimencrang No. 14 Gedebage, Kota Bandung, tersebut terkesan bernuansa politis. Pasalnya, tidak lama usai peresmian, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, sekaligus sang arsitek masjid, bergabung dengan sebuah partai politik dan langsung menjabat Wakil Ketua Umum.
Sebuah masjid mestinya membawa berkah bagi masyarakat sekitar karena ia tempat ibadah atau rumah Allah Swt.
Penulis, warga Kota Bandung terdampak Masjid Al Jabbar.